banyak orang ngarepin bahagia. tapi, justru gemar (berbagi) bercerita tentang kesedihannya. ketahuilah, itu adalah (salah satu) penutup hadirnya kebahagiaan itu.
ber(bagi)cerita-lah tentang rasa sukamu. semangatmu. sandarkan (berlindunglah dari) duka-nestapa, capek-letih, bakhil-kikir, hanya pada tuhan saja.
ini, tips buatku juga. sesaat dalam perjalanan itu tadi (dalam tulisan wanita oh wanita-2) ada seorang perempuan pekerja, semangat banget banget narik simpati dengan cerita masalah (kesedihan) nya. yang ada malah, cuma satu dua yang ndengerin. selebihnya ada yang nguap, tak acuh, pura-pura baca majalah. boro-boro berbagi empati. kasihan ya?
beda aja, kalau yang diceritain itu kejadian yang mengundang tawa. antusias bener temen pada nimbrung mah.
orang lagi sedih emang butuh teman. butuh curhat. tapi, ya gitu dah. empati manusia sudah banyak bergeser. kemana tuch?
hingga freud mati, ia masih bingung: apa yang diinginkan wanita? pengen bahagia -- dibahagiain dengan apa aja, kadang masih nggak cukup membuat mereka bahagia.
BalasHapustapi, mereka memang ditakdirkan untuk dicintai, dan sebenarnya menjadi penolong yang mantap dalam kesesakan.
terima kasih kang, udah mampir. ninggalin jejak pula. semoga aku tertulari kepintaran kang sidik dalam menulis.
BalasHapus