“Terakhir, tetapi juga terpenting. Setelah bekal dan semua hal untuk menulis kamu punyai, jangan sampai lupakan tip-tip berikut ini. Meskipun tidak ada hubungannya dengan menulis, tetapi pengaruhnya besar banget terhadap penulisan….” Halaman 171 bab 13.
Ini dia yang anda cari. Jarang loh, penulis yang mengupas tuntas apa saja yang harus dipersiapkan bagi seorang yang pengin pinter nulis. Udah gitu, tip-tip penunjang pun dilampirkan. “Jadi penulis fiksi? Gampang, kok!”, merupakan buku kesekian kalinya dari Kinoysan. Setelah Tahajjud cinta, Istikharah cinta, jodoh cinta, Ari Wulandari, nama aseli penulis buku ini menyempatkan diri untuk membukakan jalan bagi siapa saja yang ingin menjadi penulis.
Buku ini boleh dibilang tebal bagi yang tidak terbiasa membaca. Faktanya, hanya perlu sekali duduk untuk menyelesaikan membaca.
Mau tahu, bolehlah. Saya coba buatkan analogi disini. Pernah ke kaliurang? Itu tuh, gunung merapi. Kalau masih belum ngeh juga, mbah Maridjan deh. Pasti kenal. Bingung, apa hubungannya dengan penulisan?
Begini, kalau pergi ke kaliurang, semakin naik pemandangan semakin bagus. Saat melihat ke bawah, hamparan tapak kaki yang barusan dilewati terlihat jelas. Di depan, diatas sana, hijau pohon dan aliran air diiringi gemericik gerojogan memenuhi telinga mengundang untuk segera didatangi. Semilir angin, menyapu kening, pohon-pohon rindang, rumput-rumput gajah setinggi dada, pisang setandan mateng di pohon, salak pondoh bergelayutan. Duh, pokoknya tak bakalan deh, mata tega merem untuk melewatkan itu semua.
Nah, begitupun membaca buku ini. “Jadi penulis fiksi? Gampang, kok!” Begitu mulai membaca dari lembar pertama, keindahan yang tercipta dari kesederhanaan kata yang dijalin oleh penulis, langsung berasa. Begitu pula saat membuat lembar demi lembar berikutnya. Semakin masuk ke dalam, semakin menuju puncak kaliurang rasanya. Sejuk. Tak terasa, dari duduk jongkok, karena pegel tahu-tahu berubah posisi bersila. Sejenak kemudian berdiri, nongkrong, tapi masih di lokasi yang sama. Sekali duduk deh, membaca buku ini sampai tuntas, hanya saja dalam beragam posisi. Biar gak kesemutan.
Kalau yang bilang orang lain, boleh saja anda, pembaca mengabaikannya. Tapi, berhubung penulis sendiri yang bilang “bagi saya, bakat hanya menyumbang 5% dalam keberhasilan seseorang, 95% lainnya ditentukan dari usaha, kerja keras, dan doa”, apa masih ada alasan untuk mengelak. Kenapa sampai sekarang belum juga memulai menulis? Check di halaman 9 buku ini, anda akan temukan komponen utama “internal” setiap orang punya dan sudah built in dalam diri masing-masing. Hanya tinggal mengasahnya saja. Baca dengan teliti, maka, yang sudah built in tadi akan terasah dengan sendirinya.
Pernah dengar istilah “premis cerita?” Ada juga di kupas dalam buku ini, kenapa perlu ada, bagaimana jika tidak ada. Seberapa jauh peranannya. Contoh yang diberikan penulis dalam pembahasan bab ini adalah ketika Kinoysan menulis “kingkong jatuh cinta”. Dari premis ini ternyata terbukti powerfull banget peranannya dalam membangun cerita.
Sudah tergugah untuk menulis fiksi, ide semakin bermunculan, tangan semakin gatal untuk segera memencet tombol keyboard komputer. Sabar. Masih harus anda pikirkan lagi mengenai bagaimana pengemasan tulisan, cara mengirim naskah, sampai isi perjanjian tentang apa saja biar tidak dikerjain sama penerbit. Tenang, semua itu ada di dalam buku ini. Sampai alamat media dan penerbit yang ada di Indonesia, lengkap dengan alamat email maupun lokasi, komplit.
Ssst, ini rahasia. Tapi, bolehlah saya bocorkan disini. Ternyata Kinoysan pernah, bahkan sering, dulu, ditolak naskah-naskahnya oleh penerbit. Baru tahu kan? Baca buku ini secara lengkap, dan dapatkan perjuangan penulis dalam menempuh lekuk liku dunia penulisan. Sampai akhirnya, saat ini Kinoysan, sangat ditunggu-tunggu karyanya. Adakah yang bisa lebih membuat hidup dari “merasa dibutuhkan”?
Banyak loh, yang hampir frustrasi gara-gara merasa tidak dianggap/tidak dibutuhkan. Untuk penulis fiksi, no way! Dan ternyata, menjadi penulis fiksi. Gampang, koq!
Untuk kelemahan buku ini, boleh dibilang minim. Karena, tergantung karakteristik pembaca. Bagi yang kurang menyukai “sedikit” bahasa remaja, lumayan terusik memang. Tapi, bidikan yang hendak dibidik oleh penulis, memang untuk para pemula. So, tepat sasaran lah buku ini.
Judul buku : Jadi Penulis fiksi? Gampang, kok!
Penulis : Kinoysan
Penerbit : Andi, yogyakarta
Tebal : 184 halaman
wah.. lagi beriklan nihhhh.. hehe
BalasHapusseksi...
BalasHapus