Kamis, 13 Maret 2008

dilarang berfikir

Anak kecil lebih mudah melakukan segala sesuatu dengan lebih kreatif daripada orang dewasa. Anak kecil juga lebih berbahagia dan ceria dibanding orang tua. Kenapa ? sifat – sifat ilahiah masih begitu murni terpancar dari perilaku sang anak. Itulah sebabnya intuisi seorang anak kecil lebih tepat dan akurat dibanding orang dewasa. Dengan kemurnian jiwanya naluri dan insting anak – anak terkadang dapat melihat dunia tak kasat mata atau bahkan merasakan perasaan orang tua dengan mengekspresikan ngambek, nangis, tertawa lepas bahkan bertingkah lucu dan menggemaskan.

Dalam menjalani kehidupan ini sebenarnya yang lebih banyak membutuhkan intuisi utnuk bertindak adalah orang dewasa / orang tua. Untuk memenuhi segala tuntutan hidup diperlukan tindakan nyata misalnya apakah akan bertahan menjadi karyawan rendahan atau berwiraswasta. Kenyataannya intuisi ini justeru lebih banyak dipunyai oleh anak kecil. Pikiran dan akal orang dewasa telah demikian tercemar oleh pemikiran – pemikiran yang boleh dikatakan overload. Computer saja kalau sudah stack rawan hang, bagaimana manusia. Computer jelas mempunyai tombol reset, bila hang tinggal pencet atau cabut kabel arusnya. Manusia ? tombol apa yang mesti dipencet agar dapat re start ?

Bagaimana merangsang intuisi untuk muncul secara tepat ?

Setiap orang pasti memiliki intuisi, yang membedakan adalah kadar dan kesadaran bagaimana intuisi ini muncul kepermukaan. Namun demikian, intuisi selalu dapat dirangsang untuk kemudian dilatih dan dikembangkan. Banyak mentor – mentor, atau motivator – motivator yang menawarkan program traning pengendalian diri. Sebenarnya segala sesuatu hanya akan kembali kepada diri sendiri. Inilah fungsinya pengenalan diri.

Sebelum itu selayaknya dipahami dulu apakah dan bagaimanakah intuisi itu.

Sangat tipis perbedaan antara intuisi dengan nafsu. Nafsu mempunyai ciri serba terburu – buru, terkesan diyakin – yakinkan, melalui pemikiran njlimet dan ada perasaan was – was untuk memulainya, ujung – ujungnya timbul keraguan untuk memilih ya atau tidak. Sedangkan intuisi biasanya muncul kepermukaan begitu saja atau spontan, tertuang dengan tenang, rasional dan sesuai dengan rasa kita.

Dari uraian singkat ini dapatlah ditarik benang merah perbedaan mendasar antara intuisi dengan nafsu.

Mengembankan intuisi.

Intuisi yang begitu besar dan begitu potensial pada saat masih usia anak – anak lambat laun semakin berkurang kualitasnya seiring dengan bertambahnya usia, hal ini tentulah sangat dipengaruhi oleh kebersihan hati dan pikiran ( baca : ketenangan jiwa ). Ada beberapa hal yang dapat dijadikan tahapan untuk mengembangkan intuisi, yaitu :
empati. Dapat dilakukan dengan sering – sering menyerap energi kehidupan disekitar kita.
stimulis / rangsangan. Syarat utama untuk dapat melatih rangsangan ini adalah banyak – banyak lah tersenyum dan santai – rileks.
menciptakan manfaat. Segala sesuatu yang dilalui adalah bagian dari process yang harus dijalani. Tanamkan perasaan seperti ini dalam diri. Sehingga akan timbul pandangan bahwa apapun yang terjadi selalu disikapi secara – asas manfaat ( mengambil hikmah & pelajaran ).
silaturahim. Tidak disangka ternyata menjalin, menyambung dan mepertahankan hubungan antar manusia dapat melatih mengembangkan intuisi. Bagaimana tidak. Dalam pergaulan yang sehat tentulah sangat memungkinkan terjadi dialogis dua arah ( atau lebih ) yang mau tidak mau harus melatih berbicara. Minimal melatih pendengaran.

Dari empat point diatas sebenarnya point kedua lah yang lebih dominan. Setiap diri kita sangat membutuhkan relaksasi. Boleh – boleh saja berpikiran serius dengan memikirkan planning, actuating, orgazing dan reporting, akan tetapi kalau kebablasan serius bisa jadi stress yang akan melanda bahkan depresi. Santai, rileks, bahkan kalau perlu lambungkan angan dan imaginasi seluas kita mau. Rehat sejenak memang sangat diperlukan. Berfikir dengan nyaman dan memunculkan spontanitas selayaknya dilatih agar apa yang kita ambil dengan cepat dan spontan tapi tidak asal – asalan.

Hal ini memang perlu dilatih, agar hidup lebih enjoy namun terarah.
So…. Mulai sekarang kurangi berfikir serius, tersenyumlah, atau tertawalah selama belum dikenakan pajak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar