Senin, 13 April 2009

Saatnya Tanggalkan baju (4)

Tukang kompor beraksi

Hasrat hati memeluk gunung, apa daya gunugnya menciut. Ya udah. Kekep ajah. Gitu kata aku mah.

Sekian lama memendam keinginan. Akhirnya terbongkar juga. Gerak jalan itu hanya untuk mengundang simpati sekaligus mengenalkan “sang tokoh” dilingkungan sendiri. Secara, orang penting, kan otomatis jarang bersambang dipelosok-pelosik gang. Meskipun itu komplek hunian sendiri. Untuk itu, harus dikenalin juga.

Inti dari pelaksanaan gerak jalan adalah saat pemotongan pita. Balon pun terbang kesana kemari. Dihadiri oleh 1200 peserta, mulai dari orok yang masih digendong, didorong pakai sepeda bayi, keranjang bayi, anak-anak batita, balita, sampai abg. Juga bapak-bapak, emak-emak, nenek-nenek, kakek-kakek. Komplit pokoknya. Kalau perlu kambing piaraan juga didaftar kalau bisa ngomong mah.

Balon disiapin, diikat diatas hadiah utama (sepeda) trus, datang deh sang maestro. Dengan pakaian olahraga, sepatu kets putih. Ia nangkring diatas panggung. Dan, tress… putus dah tuch tali. Si tokoh pun tersenyum manis dan langsung jalan paling depan. Dan, itulah mereka baru tahu dan kenal langsung dalam artian lihat dari dekat. Face to face. Karena, selama ini mereka (para warga) hanya kenal nama dan nyaris tak pernah ketemu.

“Begitu saya teriakkan ‘kita bersaudara’, hadirin harus menyambut dengan ‘aku suka bekerja sama’, begitu pun kalau dibalik” kataku berseru. Tukang jual obat aja dijamin kalah dah. Antusias bener mereka. Karena aku bilang juga, barang siapa bergaya paling unik langsung dapet hadiah tanpa diundi. Kontan aja tuch. Ada yang jinkrak-jingkrak. Ada yang pekik merdeka segala.

Kinim, musim coblos mencoblos telah lewat. Yang ada adalah contreng mencontreng. Akhirnya, siapa yang dikenal itulah yang dipilih.

Tugas “memperkenalkan” inilah yang harus aku (dan teman-teman) perjuangkan. Masih dengan system edaran juga. Menjelang hari pemili (masa kampanye) edaran demi edaran ku tulis mulai beraksi. Ini nih, yang pertama.

Saatnya mengukir sejarah


2010 siklus banjir 5 tahun-an. Blok A, telaga murni terendam. Hah…?! Yang bener?


Seorang warga di blok A6 terbangun dari tidur. Air telah masuk rumah! Ternyata hujan yang mengguyur sejak sore, pagi itu telah bermain-main ke kamar warga. Air memang tak bisa dilarang. Kemana saja pengin masuk, disanalah berada.

“kemana nih, orang-orang. Saya kebanjiran begini tidak ada yang keluar satu pun”, pikirnya. Intip tetangga sebelah. Kasur berenang diruang tamu, sementara pintu terkunci. Orangnya masuk shift malam.

Bergegas kearah timur, ternyata di dekat irigasi telah banyak orang kerjabhati mengeruk parit dan sungai kecil itu. “baru bangun? Kebanjiran juga toh?” tanya seorang. “iya. Kirain saya aja, koq sepi pada kemana. Tak tahunya disini sudah ramai”, jawabnya.

Kejadian itu terjadi beberapa waktu menjelang akhir musim hujan awal maret lalu. Terdokumentasi, lapangan bulutangkis RT-02 telah dipenuhi oleh air. Ya, benar. Air hujan. Banjir! Tidak banyak yang tahu memang, tapi, dari tulisan ini anda jadi paham. Blok A pernah ada banjir dan sudah masuk kerumah warga. Saat itu anda tidur pulas, karena, kejadian jam 2 dini hari.

“wah, 2010 nanti, bisa kerendem nih blok A” canda orang itu. “jangan lah. Gak enak banjir itu. Kita harus kerjabhakti, benerin saluran air. Rapiin jalan kalau perlu”

apa yang terlintas dari narasi singkat diatas?

Untuk membenahi lingkungan, tidak bisa sendiri. Harus bersama-sama. Bareng-bareng. Rame-rame. Kompak!

Terpenting adalah, tahu jalur briokrasi untuk minta bantuan. Tambahan dana, misalnya. Harus tahu kemana mintanya, bagaimana caranya, siapa yang harus dihubungi dan tentunya prosedurnya tidak boleh dilupakan.
–Harus ada aparat bergerak!-

Kita butuh pemimpin. Itu sudah pasti! Tapi, pemimpin yang kenal, ngerti, tanggap lingkungan dimana kita tinggal. Mudah dihubungi, loyal terhadap masyarakat, terbukti sudah berbuat untuk blok A, ini yang mesti dipikirkan.

Masjid tidak berada dengan sendirinya di blok A. ada jalur birokrasi harus ditempuh untuk mendatangkan bantuan dari Uni Emirat Arab. Pos yandu, lapangan, fasilitas sosial, dan juga berbagai kegiatan, tidak mungkin ada tanpa campur tangan pemuka masyarakat dan aparat pemerintahan.

Anda tahu, siapa yang kenal dan terdekat dengan blok A?

Renungkan. Kita butuh TPA, Sekolah mini, balai pertemuan dengan semarak kegiatan ibu-ibu dan bapak-bapak serta anak-anaknya. Siapa (pemimpin) yang dekat dengan kita, kenal kita, pernah membaur, bahkan menganggap saudara?

Saatnya mengukir sejarah. Torehkan “100% warga blok A mendukung SAS untuk menyalurkan aspirasi di kursi legislatif”

Hamzah Haz, pemilu lalu baru 98% didukung oleh masyarakat dimana ia tinggal. Tapi, tahun ini, blok A telaga murni, akan mengukir sejarah, satu-satunya di Indonesia, bahkan didunia yang 100% warganya mencoblos di bilik suara 9 april 2009 mendatang. Dan, contrengannya adalah seragam. SAS.

Ini bukan untuk kepentingan apa dan siapa, melainkan akan kembali ke blok A. satu orang saja tidak menggunakan hak pilih dengan benar, angka 100% tidak mungkin terealisasi.

Saya yakin, blok A adalah satu keluarga. Semangat bersatu sangat tinggi. Saling bahu-membahu dalam hidup bermasyarakat.

Satu suara anda, sangat menentukan sejarah ini dapat terjadi. Seumur hidup anda akan bangga, karena pernah tinggal di blok A. dan menjadi bagian dari satu suara bulat -100% SAS.

Uang satu juta, jika kurang satu rupiah saja, gugur-lah predikat sejuta itu. Suara anda sangat berharga untuk kehormatan blok A.

kita adalah warga blok A. kita adalah saudara. Keluarga besar blok A akan mengukir sejarah di pemilu 2009 ini. Amin. Dari caleg DPD, DPRD2, DPRD1, DPR pusat. Khusus DPRD2, tanggalkan (baju) kepartaian –utamakan kehormatan keluarga.

Koran, radio, televisi, akan menyiarkan sejarah ini. mau?
Judul beritanya, “sebuah perumahan di cikarang barat-bekasi- sangat kompak!” dan, salah satu diantara anda akan diwawancarai.


Kita bersaudara! Aku suka bekerjasama.
Aku bangga tinggal di blok A.


Salam,
simpatisan untuk kemajuan blok A



Ya, benar. Edaran ini aku copy lebih 400 lembar. Kembali, bersama aparat RW dan seluruh RT yang ada di blok A telaga murni, satu persatu, pintu perpintu diketuk dan dikasih selebaran ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar