Senin, 06 April 2009

(bukan) manusia busuk

buktikan kamu (bukan) manusia busuk

"hmmm, betapa indah hari depan itu", kata orang yang memiliki impian. "kalaupun toh harus mati, jadi tumbal karena sebuah impian. biarlah aku mati setelah kutaklukkan diriku sendiri" tandasnya.

saat timer berdering 02:30, langkah berat masih mengiring. aku bangun, wudhu, sholat taubat 2 rokaat. saat dzikir mohon ampunan -istighfar dan asmaul husna 'yaa fattahu yaa ghofuuru'- aku coba resapi se dalem mungkin. kiranya taubat apa belum aku lakukan, sehingga dosa masa lalu terasa masih memberati saja rasanya. lanjut sholat iftitah 2 rokaat dirangkai 2-2 tahajud. baru dapet empat rokaat. aku berhenti, begitu kuat ingin menuliskan ini.

tepat, 03:30 ku buka buku tulis, ambil pulpen merah dan inilah tulisan itu. "aku bukan manusia busuk, bukan hanya bisa mengeluarkan bau tak berguna. tapi, aku-lah (salah satu) maha karya dari sang pencipta paling sempurna. sang khalik tentu akan sangat murka jika aku menyia-nyiakan aguerah yang telah disematkannya padaku."

telah sekian lama, keinginan ini begitu kuat muncul bagai cendawan dimusim hujan. menulis. ya, benar. menulis semacam novel. setiap aku membaca, apapun, aku merasa mampu membuatnya. lebih -jauh lebih- baik ketimbang itu. novel yang aku baca. gila! perasaan apa ini namanya. sok tahu. atau, iri?

kuat sekali keinginan itu. tapi, bagaimana dan dengan apa harus memulai. rasanya masih sangat jauh. jauh sekali.

ketika membaca novel terakhir misalnya, sebuah judul 'kill' ditulis oleh 'michael marshall', luar biasa mencengangkan. padahal alur seperti itu hanya dapat menghancurkan mental pembaca. ironisnya, novel-novel semacam itu yang laris manis. bahkan di gila-gila oleh pembaca. pembunuhan. konspirasi. perselingkuhan ditengah perjuangan (bisnis) mendapatkan pelanggan. detektif. scinece dibalut dengan bobroknya pelaku yang kawin sesama jenis. dan, ini semua, mampu memukau pembaca.

aku harus bisa. dan, tujuanku adalah menulis seperti mereka (ernest hemingway, sidney sheldon, stephen king, dan penulis kelas dunia lainnya), dengan mengangkat karakter sebagaimana nabi yusuf, muhammad, umar, ali bin abi thalib. karakter-karakter seperti ini yang sengaja dibunuh (bisa jadi oleh darah keturunan yahudi) dengan komik, cerita, novel, thriller. bahkan film bioskop dan media televisi.

okelah. aku tulis memoar ini. biarlah saat ini menjadi luapan dendam pribadi. juga semangat bagi diriku sendiri. agar suatu saat kubaca lagi. kubaca lagi. lagi. dan lagi. dan, aku (juga mungkin kamu) jadi tahu. telah sekian lama kupendam dendam (membara) keinginan (menulis novel) ini. sekarang, memang, baru sebatas keinginan ini yang aku tuliskan.

realisasi? tunggu aja saatnya. kalaupun toch, aku belum diberikan kehendak oleh-nya, minimal, tulisan ini akan dibaca oleh anak keturunanku. dan, mereka akan berkata "leluhurku mempunyai sebuah dendam yang belum terbalaskan, jangan kuatir. aku, anakmu, akan melunasinya!"

hmm, sudah hampir subuh. waktunya sahur. lumayan, ada singkong rebus sisa sore tadi, donut juga ada. roti bolu masih ada tiga potong. cukup? insya allah.

hmmm, jam 12 kurang 10. saatnya "istirahat" otak, dan waktu bagi jiwa untuk diberi makan. waktunya menyusun langkah bagiku demi menundukkan diri sendiri.

4 komentar:

  1. ya yang penting memang menundukkan diri sendiri baru tundukkan org lain.he he he...lam kenal ya.

    BalasHapus
  2. th'x mbak fanny kunjungannya. ngukir jejak pula. jujur sih, sal iri aja sama mbak fanny yang udah banyak karya (buku) nya.

    semoga sal segera bisa nyusul. doain ya...

    BalasHapus
  3. Jangan merepotkan diri kita hanya untuk menjadi lebih baik dari rekan rekan seangkatan atau pendahulu kita saja...Cobalah untuk menjadi lebih baik dari diri kita sendiri.

    William Faulkner (filsuf)

    bagus tulisannya bro,
    keep spirit...

    linkback blog aku dong bro,
    thank be 4 !

    -peace-

    BalasHapus
  4. matur nuwun alias terimakasih. siapa lagi yang memberi semangat pada diri kalau bukan sendiri. sudah sal tautin koq. check aja.

    BalasHapus