apabila kamu bekerja dan hanya berujung capek dan kurang, pertanyakanlah nilai ibadah didalamnya. bisa jadi, dosa-dosamu telah terlalu tebal. sehingga, menutup pintu rahmat turun menghampirimu.
jadi mikir juga nih, ketika menuliskan ini. entah dapet dari mana. lupa. kalau kata-kataku sendiri, gak mungkin lah. masak iya sih, aku sudah se-cendekia itu. tapi, bisa jadi juga loh ya. siapa tahu dari coretan iseng akhirnya jadi rankaian kata penu makna.
toch setiap orang dikaruniai otak sama, hanya penggunaannya saja beda. tergantung mana kecenderungan dilatih.
contoh saja, kayak pohon jambu air dan jambu biji di dekat empang belakang rumah. kalau dipikir, empang buat nampung kalau berak. ini bener- bener berak loh, bukan jorok. emang gitu orang namainnya. kalau aku ganti dengan istilah lain, justru gak nyambung kan?
secara, air diempang itu, walaupun ada ikan lelenya. nota bene si lele ini di jual ke pasar. makanan utamanya ya, tentu saja muttan si berak itu tadi. bukan jorok, sekali lagi loh ya. ini nyata. siapa yang doyan beli lele di pasar. siapa jamin, makanan ikan itu bersih. ga ada. setiap mata, hanya mampu melihat apa yang ada dihadapannya.
selayak camera aja deh. yang namanya mata kamera hanya menyorot hal-hal yang udah enak dilihat. beda sama kalau melihat aslinya. se dalem-dalemnya. contoh kejadian gempa, misalnya. apa yang di sorot sama kamera tuch, pasti udah di edit sana sini. tidak murni. beda banget kalau melihat dan berkunjung langsung. bagaimana ada kaki tinggal sebelah kegencet mobil. kepala pecah, dengan otak berhamburan.
oke dah, dari pada kemana-mana, kembali ke masalah si empang itu tadi. maksudku gini, air itu jelas kotor. tempat buangan. apa saja. dari mulai bangkai ayam. bangkai tikus. pokoknya bangkai apa aja. kecuali bangkai manusia tidak mugnkin dibuang disitu.
walaupun empang itu mengalir, karena berada di aliran irigasi yang disekat sedemikian rupa, menyerupai tambak gitu. tetap saja, banyak kotoran nyangkut disana. intinya, airnya jorok. tentu kamu paham apa maksudku.
ikan lele tadi, makan dari air itu. jambu air juga. jambu biji juga. ada nangka belanda, tumbuh disana. subur. buahnya banyak. walaupun mesti pakai musim.
tapi, dari asal air yang sama joroknya itu, ternyata si lele maupun jambu dan nangka belanda itu, mampu mengubahnya menjadi beraneka rasa lezat. kalau dimakan oleh kita nih ya, manusia. kamu, manusia juga kan? tentunya makan juga dong. enjoy aja, gitu. nikmat-nikmat aja. padahal kalau diminum airnya (asli dari empang) luar biasa jijik bin jorok alias ampun dah. amit-amit.
ternyata si pohon dan si lele mampu memfilter dari asal "air" yang sama menjadi rasa yang luar biasa lezat sesuai dengan spesialisasinya. dan, ini dipersembahkan khusus buat kita, manusia. mereka makhluk tak berakal, tapi, mampu membuat kinerja yang terus menerus dan simultan dan jelas menghasilkan. tanpa keluhan.
lantas, apa yang udah aku lakukan dengan diriku ini? sudahkan aku bekerja dengan tanpa keluh?
sudahkan aku memfilter "air comberan kehidupan" menjadi multi guna bagi siapa saja yang ada disekelilingku. teman. sahabat. istri. anak. orang tua. dan,.....
ah, ternyata aku masih belum bisa se-tulus ikan lele dan jambu air itu. mereka tak pernah protes asal muasal makanan mereka, yang mereka tahu hanyalah "bagaimana membuat apa yang mereka dapatkan itu menjadi full cita rasa. full penuh guna"
ternyata, masih harus aku tanyakan lagi pada diriku, "seberapa tebal dosa menumpuk disekujur tubuh. sehingga, belum mampu juga mengurai rahasia ayat-ayat kauniyah yang terbentang dari fajar hingga sore. dari sore hingga fajar lagi"
please, nasehatin aku ya..... (tulisan menjelang pulang kantor, 17 kurang seperempat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar