Jumat, 23 Januari 2009

ayam bercicit jika ketemu

Start from yourself

“Anda dapat merubah nasib anda, dengan mengatur perasaan anda!”, inilah yang saya tuliskan dalam secarik kertas saat di perjalanan menuju kantor (kereta api patas purwakarta) selasa pagi.

Nasib seseorang mencerminkan karakternya. Sementara karakter orang itu berasal dari semua kebiasaan serta tindakannya. Dan tindakannya berasal dari pikirannya yang bermuara dari perasaannya. –Erbe Sentanu, dalam buku Quantum Ikhlas hal: 11.

Email pagi ini :

“Apa kabar Sal?

Sekarang kalau ngirim email ke Sal serasa lagi latihan monolog alias ngomong sendiri, ihik ihik ihik”

Sal cukup kaget membaca, setelah sekian lama merenung memang sudah beberapa kali belum Sal reply setiap ia menyapa. Pantes saja ia sensitive. Walau dengan bahasa sindiran (monolog) Sal cukup terkesima -koreksi diri.

Ternyata tidak mendapatkan apa yang diminta, cukup menyakitkan. Paling tidak menimbulkan risau, buntutnya menduga-duga tak jelas. Jika dapat merelakan pun tentunya setelah melalui perjuangan panjang. Diterima-terimain lah istilahnya. Tidak sesuai pengharapan pun juga gitu, contoh gampang sih kenaikan gaji (untuk karyawan loh ya) setiap awal tahun.

Atau juga, jabatan stagnan tak kunjung naik. Akhirnya Cuma bilang “tangga tempat aku meniti Cuma segini ini tingginya, mau naik seberapa lagi. Bisa sih manjat lebih tinggi lagi. Cari tangga lain maksudnya he..he..he..

Bagaimana jika “memberi tapi tidak diterima?” padahal pemberian itu tulus dan gratis. Seperti halnya sapaan tadi. Tanya kabar. Sekilas, hal sepele memang. Dan ini, termasuk rutin Sal lakukan jika bersua (tatap muka ataupun telpon) pertama kali yang kulakukan adalah tanya kabar.

“Halo, gimana kabar saudaraku?” kata pembuka ini seperti menjadi vocal wajib terucap. Biasanya bersambung dengan “alhamdulillah, baik” dari seberang sana.

Terbacalah dialog berikutnya, suasana cair, hangat, bersahabat, dari yang semula menanyakan pekerjaan ataupun protes atas suatu kejadian sebelumnya, jadi enak terlontarkan. Bahasanya pun akrab selayaknya saudara.

Seperti halnya email tadi, sampai ia bilang monolog karena memang Sal tak sempat (berat ngomong tak sempat ini, tergantung niat sebenarnya) sekedar reply. Sebagai tukang pijit (keyboard komputer) dikantor terkadang cukup menyita perhatian dalam menyelesaikan pekerjaan.

Apa yang ada dibenak teman tadi, tentunya “aku tanya kabar, karena aku perhatian sama kamu. Lantas, apa salahku tak kau jawab Sal?” atau juga “ih, ni orang kenapa sih. Tumben tak ada reply email ku, sombong amat!” dan, bisa juga kata-kata lain yang mencerminkan ketidak relaan atas tidak sesuainya pengharapan dengan kenyataan. Itulah yang Sal katakan sebagai “memberi tulus, tetapi tertolak”.

Itulah sifat, karakter, kebiasaan. Terkadang hal sepele menurut Sal (menunda menjawab sapaan teman lewat email) justeru menimbulkan penafsiran negative dan anggapan tak benar.

Teringat juga sebuah pesan nabi, “bila dua saudara bertemu lalu berjabat tangan, berguguranlah dosa-dosa kecil dari sela jemari hingga terlepas jabatan itu”. Kurang lebih begitu intinya, riwayat siapa dan mattannya bagaimana tak perlulah diributkan. Rasulullah juga mengajarkan agar “jabat erat saudaramu bila bertemu, jangan lepaskan sampai terasa pertanda ia mengendorkan tangan itu”.

Ingin merubah nasib? Perbaiki sikap ya…
Segera jawab bila ada teman tanya kabar, Karena itu doa untukmu. Jangan ditunda lagi apalagi sampai berkata –monolog. Jika perlu, segeralah malu jika keduluan ditanyain kabar. “kenapa aku yang tidak mendahului?”

Yuk, budayakan saling sapa dan tegur!

4 komentar:

  1. Setuju...!
    Perbaiki sikap untuk merubah nasib...!

    BalasHapus
  2. Salam kenal Pak. Terimakasih udah mampir di blog saya. Kita ternyata tetanggaan di Cikarang Baru. Saya tinggal di Jalan Antilop V Blok H3/110 dan tiap hari pula bolak-balik Cikarang - Cilandak.
    Silalan gabung ke milis Cikarang Baru pak di cikarangbaru@yahoogroups.com dan milis UB Cimart (bila ingin juga berwirausaha di ub-cimart@googlegroups.com

    BalasHapus
  3. ya pak, terimakasih informasinya. saya segera bergabung. semoga berkah silaturahim ini. amin.

    BalasHapus