Jumat, 17 April 2009

menulis adalah...

menulis itu dari dalam jiwa. jika jiwamu murni, menulis akan mengalir tanpa hambatn. jika tak murni? kau harus berlatih mati-matian.

jangan biarkan pikiran merajai aktivitas, biarkan hatimu pegang kendali. perbanyaklah melatih simpati, gali empati, pertajam intuisi. hanya itu satu-satunya cara agar jiwamu suci kembali.

sebagimana bayi dalam kandungan yang baru saja ditiupkan ruh oleh sang maha kreasi. kosong. putih. bersih. masih berupa lembaran siap kau toreh apa saja. sementara tintanya adalah darah setiap saat mengalir dalam diri. tak perlu kau tuntun, ia akan bergerak sendiri.

aku manggut-manggut saat membaca tulisan ini. secara, ada dibuku diary yang biasa aku bawa. lupa juga sih, kapan dan pada saat bagaimana aku menuliskan itu. hanya saja, aku jadi merenung juga gara-gara coretan ini.

berarti, aku harus memurnikan jiwaku untuk dapat memunculkan (ilmu) kesaktianku dalam hal tulis menulis.

caranya?

8 komentar:

  1. cara memurnikan jiwa ?

    ehm...
    susah mas...
    gimana yak, oh ya...
    solusinya...
    jangan meracuni jiwa dengan angan yang terlalu berlebihan, cukup jalani dengan apa adanya, sehingga jiwa kita lebih tenang dan lebih natural,
    heehehehe...
    gw ngomong apa sich...gak nyambung ya mas !

    tapi, saya suka dengan tulisan mas, membangun kembali semangat saya tuk menggapai cita2, menjadi penulis,hehehehe..

    -peace-

    BalasHapus
  2. sip. mantab. emang harus terus semangat. itu kuncinya. walau kunci udah ditangan, kalau tidak dipakai tetep aja pintu gak bakalan kebukan. akur?

    BalasHapus
  3. Iklas.
    Iklas dalam menulis maka akan terlahir sebuah kejujuran yang akan mengalirkan tulisan yg lebih mahal dari segenggam emas (berlebihan gak ya?) Salam Pak..

    BalasHapus
  4. Setuju dengan Mba' Ajeng. Masalahnya untuk bisa ikhlas itu ternyata tidak mudah. Perlu berlatih terus menerus. Jadi kesimpulannya, giat berlatih dan minum milo setiap hari. Berlatih ikhlas maksudnya...

    BalasHapus
  5. belajar (nulis) giat urusan manusia. sebagaimana bekerja dengan keras. soal ikhas, itu urusan tuhan. ingat, ya. ikhlas itu menerma. bukan mencari.

    terimakash buat ajeng dan anonim, atas suaranya.

    BalasHapus
  6. Bersihkan jiwa bukan berarti menghindar dari segala pahit getir kehidupan. pada tahap tertetnu, persoalan yang membuat hati terkotori, justru akan membawa kepada usaha pada jalan untuk kembali membersihkan hati. nah, kesadaran itu yang harus diuri-uri.... gitu apa ya Mas? Salam balik...

    BalasHapus
  7. kadang aku tidak sadar dengan apa yang kutulis. setelah lihat hasil tulisan itu baru aku mengerti kondisiku saat itu.. termasuk menuliskan nasib..

    BalasHapus
  8. hamidin krazan: setiap pendapat pasti punya landasan. intinya, sal sih setuju aja.

    muhamaze: sadar dengan paham setahu sal sih beda. kalau sadar sih masih mengandalkan otak, sedikit melibatkan hati. sementara kalau paham, ini urusan hati saja.

    terimakasih udah urun rembug

    BalasHapus