Senin, 27 April 2009

bukan sekedar syurrr(ga)

Ibnul Qayyim berkata, “Jika engkau bertanya tentang bidadari-bidadari surga, mereka adalah wanita yang tinggi semampai dan selalu muda. Jika menjumpai kekasihnya,ungkapkanlah sesukamu tentang dua sejoli yang serasi. Jika sedang berbincang dengannya, apa dugaanmu mengenai percakapandua sejoli yang sedang jatuh hati. jika mendekapnya, apa yang bisa kamu bayangkan tentang uda dahan yang sling membelit. Bergaul dengannya jauh lebih nikmat disbanding semua angan-angan. Tidak bertambah atas mereka pergeseran masa, kecuali keindahan dan kecantikan. Tidak ada yang lebih diinginkan kecuali untuk bersama-sama dengannya. Mereka tidak pernah hamil, melahirkan, haid dan nifas. Selalu suci dari ingus, ludah, kencing,kotoran, dan berbagai macam najis. Tidak pernah habis masa mudanya dan tidak pernah kumal pakaiannya.

Hati mereka belum pernah tersentuh oleh manusia maupun jin. Jika dipandang, hati akan terpenuhi kebahagiaan. Bila mendengar suaranya, telinga akan terasa penuh dengan irama yang indah dan syahdu, jika mereka muncul, istana dan kamar-kamar segera dipenuhi dengan cahaya.

Jika engkau bertanya tentang nikmatnya berhubungan dengan mereka, tidak bisa dibayangkan nikmatnya. Bila mereka berbunyi, begitu indah untuk dilihat dan didengar. Jika engkau bersenang-senang dan bergurau dengan mereka, betapa indah dan nikmat senda gurauan itu. Jika engkau menciumnya, tidak ada suatu apapun yang lebih memabukkandari ciuman mereka.

Jika engkau bertanya tentang sungai-sungai surga. Sesungguhnya sungai-sungai itu terdiri dari air yang tidak pernah kotor. Sungai-sungai dari khamr yang nikmat bagi yang meminumnya dan sungai-sungai darimadu yang jernih.

Jika engkau bertanya tentang makanan surga. Sesungguhnya makanan sura adalah buah-buahan yang bisa mereka pilih sekehendak mereka dan daging burung yang sangat mereka sukai.

Jika engkau bertanya tentang minuman mereka, sesungguhnya minuman mereka adalahair putih jernih yang sedap dan enak serta air yang dicampur jahe dan kafur.

Jika engkau bertanya tentang bejana-bejana mereka, sesungguhnya bejana-bejana mereka terbuat dari emas dan perak.

Jika engkau bertanya tentang bumi dan debunya, sesungguhnya bumi dan debunya terdari dari misk dan za’faran.

Jika engkau bertanya tentang langitnya, sesungguhnya langitnya adalah ‘Arsy Yang Maha Pengasih.

Jika engkau bertanya tentang bangunannya, sesungguhnya bangunan surga terdiri dari emas dan perak.

Jika engkau bertanya tentang luasnya, sesungguhnya ahli surga yang terendah berjalan di kerajaannya, istana-istananya dan kebun-kebunnya selama perjalanan dua ribu tahun.

Jika engkau bertanya tentang wajah ahli surga dan ketampanannya, sesungguhnya wajah mereka seperti bulan pernama (sangat tampan dan cantik).

Jika engkau bertanya tentang pelayan-pelayannya, sesungguhnya pelayan-pelayan surga itu muda dan selalu muda bagaikan mutiara yang bertebaran.

Jika engkau bertanya tentang hari di mana ahli surga mendapat kenikmatan tambahan, dengarlah saat terdengar suara penyer, ‘wahai ahli surga, sesungguhnya Alah masih mempunyai janji yang akan ditepatiNya kepada kalian hari ini.’ Mereka bertanya, ‘Apa janjiNya? Bukankah Dia telah memutihkan wajah-wajah kami, memberatkan timbangan-timbangan kami, memasukkan kami di dalam surga dan menghindarkan kami dari neraka?’ Di saat mereka bertanya-tanya demikian itu, tiba-tiba muncul dihadapan mereka cahaya yang menerangi seluruh kawasan surga. Mereka menengadahkan wajah-wajahnya, Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Suci nama-namaNya, elah berada diatas mereka, dan berfirman, ‘Wahai ahli surga, salamun ‘alaikum!’ (kesejahteraan untuk kalian). Tidak ada ucapan yang lebih baik untuk menjawab salam ini selai ucapan, ‘Allahumma Antassalaam wa minkassalaam tabaarakta yadzal jalaali wal ikraam, (Ya Allah, Engkaulah kesejahteraan dan dariMu kesejahteraan, wahai Dzat Pemilik Keagungan dan Kemuliaan).’

Kemudian Allah berfirman, ‘Mana hamba-hambaKu yang taat kepadaKu padahal mereka tidak melihatKu?’ Inilah hari dimana mereka mendapat kenikmatan tambahan, mereka bersatu dalam satu ucapan, yaitu: “Kami telah ridha, maka ridhailah kami.” Allah berfirman, ‘Wahai hamba-hambaKu, jika Aku tidak ridha kepada kalian, maka tidaklah Aku masukkan kalian ke dalam surgaKu. Inilah hari tambahan kenikmatan, maka mintalah kepadaKu!’ Mereka pun bersatu dalam keinginan yang sama, ‘Wahai Tuhan kami, tunjukkan kepada kami WajahMu hingga kami bisa melihatNya! Maka Allah pun membuka tabir dan menunjukkan WajahNya kepada mereka, dan mereka pun terpesona dengan cahaNya kepada mereka, yang apabila Allah tidak mentakdirkan mereka kuat untuk melihatNya, tentulah mereka akan terbakar. Maka tidak seorang pun dalam tempat itu, kecuali benar-benar telah berhadapan langsung dengan Tuhan mereka,.

Betapa nikmat pertemuan dengan Allah sedemikian rupa ini, betapa berserinya bola mata manusia di saat melihat kepda Wajah Yang Maha Mulia di akhirat.

Wallahu alam bishawab.

Dikutip dari “Bagaimana bila ajal tiba” halaman 1 s/d 4.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar