Selasa, 01 April 2008

janda kembang

Sri, penjual kopiHari itu hari minggu pagi, aku baru saja bertolak dari stasiun kutoarjo.Kereta sawunggalih utama tujuan stasiun pasar senen Jakarta menjadipilihaku untuk kembali bertolak dari jogja mengejar rutinitas senin pagi.Berangkat pukul 07:05.Kopi mas…. Energen, jahe anget, kopi susu, atau popmie juga ada. Biar gakngantuk mas…”Di tengah asyik membaca tulisan “sembilan elemen jurnalisme” kupasan daribuku the elements of journalism “what newspople should know and the publicshould expect oleh bill kovach dan tom rosenstiel”salah satu bloger yangsengaja aku print, telingaku mendengar sapaan lembut seorang wanitapedagang asong kereta sawunggalih utama kutoarjo. Lembut, mendesah, sexi,genit bahasa gaulnya tak pelak lagi wajahku mendongak mencari sumber suaratersebut.Deg !Jantung lelakiku mendadak berdegup sesaat dua kali lebih cepat dari normal.Wanita itu menawarkan asongannya setengah jongkok persis didepanku. Bibirmerah menyala dipoles lipstick murahan, bedak putih memenuhi wajah, alisdikerok diganti dengan tato hitam mengkilap. Satu lagi yang mengikattatapanku malas beranjak adalah belahan dada sedikit tersembul mengundangpenasaran.“ayo mas, kopi panas, kopi susu biar anget tidak lemes” rayunya.Sebenarnya aku cukup terusik dengan rayuan itu karena sedang konsenmembaca, herannya mataku tetap lekap mengamati dari ujung rambut sampaiujung kaki, lagi² tatapanku berhenti di seputar dada. Lebih mengejutkanlagi ia tak merasa risih dengan tatapan penuh persepsi dari calon pembeli.Celana jeans warna biru, kaos oblong kuning menyala ketat membentukbayangan body mengundang berpasang mata untuk terus menatap, penumpang yangduduk dikursi seberang juga memperhatikan bagian pinggul yang pasitkelihatan kulit putihnya. Herannya kenapa aku yang harus ia dekati, padahal
jelas² aku sedang pegang kertas serius membaca. “ya iya lah, disekitar akududuk aku yang paling muda paling ganteng” batinku kumat narsisnya.“aku ndak biasa ngopi mbak, klo susu boleh juga sich tapi yang gak pakegelas ada gak ?” tanyaku mencoba menyembunyikan kesal terusik keasyikanmembaca.“susu gak pake gelas ? kanan kiri atau kiri aja mas ?” penumpang lainnyeletuk. Agaknya tanggap apa yang menjadi banyolan konyolku. Dari awalperjalanan ia hanya diam ngelepus rokok saingan sama lokomotif, giliran adaasong melek juga matanya.Aku kira mbak pengasong akan tersipu, tapi malah semakin genit dengan terusberjongkok mengembankan senyum yang aku akui cukup manis. Kulit lumayanbersih walau jauh dari impian, body juga tak kalah disbanding luna dewipersik beda kemasan dan beda nasib tentunya. Umur tak lebih dari 20, rambutpendek sebatas leher. Tak ada anting atau giwang menghiasi kuping. Benar²simbul wanita kereta pedagang asongan. Simbul pengais recehan dari parapenumpang kereta pulang kampung.“Ayo dong mas, jahe anget biar tambah sumringah perjalanannya. Jakartamasih jauh.” Tak henti tersenyum bibir mungil itu terus saja mencari celahbagaimana caranya agar calon pembeli benar² tertarik.“ya udah, bikinin aku jahe wangi satu. Duduknya gak usah nglesot dibawah,disini saja sebelahku kursinya kosong koq.” Aku menyerah juga akhirnya,melipat kertas yang tadi aku baca. Sebersitpun tak ada keinginan untukminum jahe apalagi kopi. Dalam perjalanan panjang jogja Jakarta aku lebihsering mebaca atau kalau sudah capek tidur. Ngobrol dengan penumpanglainpun hanya sekedar ramah tamah tegur sapa biasa biar gak kaku² amat.“masih muda kelayapan dikereta, gak dirumah aja mbantuin emak ? tanyaku.“Ini juga buat mbantuin ibu, nyari duit”“umur kamu paling 20 an, cantik lagi. Kenapa ga cari kerjaan lain aja. Bukatoko dirumah, warung kecil²an, atau dagang dipasar. Pacarmu ndak keberatan
kamu jualan seperti ini dikereta ?”“saya janda koq mas, baru dua bulan ini. Suami saya kabur ndak balik lagi.Untungnya saja belum punya anak, idiiihhh… mas sok tahu ah, orang saya baru18 tahun koq. Pacar belu ada mas, emangnya mas mau sama saya ?”Gedubrak…!!!18 tahun ? janda ? janda kembang pula ???ternyata perjalanan kereta hari ini membuka wawasan tentang duniaperkawinan. Artis sinetron layar lebar atau sekedar dunia foto model takhabis² kawin cerai. Gadis² asong kereta pun tak kalah menarik jikadimasukkan dalam berita infotainment. bedanya dunia artis untukmempertahankan popularitas sedangkan dunia asongan hanya sekedar kopinyalaku.Satu trik cukup menarik dan mempunyai persamaan adalah eksploitasi phisikuntuk mendukung apa yang dijajakannya. Contoh paling nyata adalah kejadiansaya alami diatas, dimana sebenarnya saya ndak butuh² amat minum jahewangi, tapi karena factor “belahan dada” yang membuat mata menjadi betahakhirnya kemakan juga. Tak hanya berhenti sampai disitu, setelah terjadiobrolan dan senda gurau ( walau gurauan konyol ) antara saya dengan penjajaasongan tadi, penumpang sekitar saya duduk juga ikut nimbrung dengansahut²an saling komentar. Efeknya mereka jadi ikut minum kopi, kopi susu,suplemen, bahkan popmie ada yang sampai nambah dua kali. Kalau saya hitung²ada sekitar 15 orang di tempat itu yang beli asongan dia.Sekali tepuk 15 nyamuk klepek², sekali rayu seseorang 15 lainnya ikutmembeli. Secara system komisi seharusnya saya tak perlu membayar padaasongan tadi. Toch hanya saya yang tadinya ia tawari untuk minum, dengansaya persilahkan duduk disebelah saya, kemudian ngobrol ternyata malahmenarik perhatian lainnya. Hanya satu modal gadis tadi, genitnya mintaampun, bibir tipis dandanan menyolok kemudian mampu memilah calon pelangganyang tepat untuk mau nyambung diajak ngobrol. Naik kereta gratis, dapat
duduk manis, dagangan laku.“ohh… sri, pantesan 18 tahun sudah janda. Ternyata kamu hanya jualan kopi.Cinta bagimu hanya semu. Sesemu para artis di dalam tv yang terus mencaripopularitas diri.” Gumanku mengiringi kepergian sri si janda kembangpedagang asongan kereta. Meski ia telah sempat menikah namun tetap tak mautinggal dirumah ngurus keluarga. “gak bebas mas, sudah dari kecil hidupdiluar klo dirumah terus sumpeq.”

1 komentar:

  1. Idih genit...
    yang genit jandanya apa situ? Ha..ha..
    Percaya dia umur 18thn udah jadi janda gitu? Apa itu cuman rayuannya buat ngbikin 15 nyamuk klepek2 dengan sekali pukul?
    Ha..ha..

    BalasHapus