Rabu, 13 Mei 2009

paling sayang

"hanya allah yang paling sayang sama kita. dan, allah jua yang paling tahu bagaimana cara dia menyayangi kita. bahkan kita tidak tahu bagaimana cara kita menyayangi diri sendiri. bohong kalau kebahagiaan ada di uang mah. tergantung di kekayaan." gitu kata ustadz yusuf mansur. tadi pagi (rabu, 13 mei) kebetulan, aku sempatin nonton acara "nikmatnya sedekah" di tpi.

coba, renungkan ilustrasi berikut;

ketika seorang sopir sedang kecapean habis muter-muter nganterin bosnya ketemu klien dan duduk tepekur di belakang kemudi lapangan parkir sebuah gedung. tiba-tiba, pintu kaca diketuk, "mang, numpang tidur ya, pusing gue!", kata orang itu.

ternyata si boss yang baru sejam lalu masuk gedung perkantoran sendiri, miliknya. padahal, tuch sopir baru aja ngelamunin, "duh, enak bener kerja dikantor gituan. ruangan bersih, udaranya dingin, minum tinggal minta, makan tinggal telpon, apa-apa udah disediain. ngilangin penat tinggal ngelonjor di sofa empuk. gak harus kayak gue gini, panas, capek, kadang masih diomelin juga".

kalau memang sumber kebahagiaan dan 'katanya' ungkapan cinta kasih sayang berdasar harta kekayaan. masa iya, si boss dibela-belain 'numpang ngadem' di sebelah supir.

sebagaimana kahlil gibran pernah tulis, "kebahagiaan dan kekayaan sejati ada di dalam diri kita. bukan (karena sesuatu) yang di luar diri kita". kalau boleh aku tambahin disini, "untuk itu marilah kita sebanyak mungkin mengenali kebahagiaan dan kekayaan itu, tak perlu blingsatan mencari kesana kemari. bukannya ketemu, malah semakin jauh."

atau juga, kalau setuju denganku, pernah juga aku bincang-bincang sama istri. intinya begini, "kalau seorang manusia sudah kesulitan mencari apa yang kurang pada dirinya, maka ia sudah tidak mempunyai alasan lagi untuk merasa tidak kaya. lain halnya, kalau ia hanya mampu melihat bahkan mencari-cari segala kekurangan dan apa yang tidak dia miliki. sampai hidup berakhir pun tidak ia akan tersungkur dalam nista dan miskin berkepanjangan". walau sebenarnya, omonganku ini terinspirasi dari buku 'menjadi wanita paling bahagia'nya aidh alqarni, boleh dong bergaya dikit didepan kekasih hati.

"trus, gimana dong sama orang-orang yang tiap hari berkendara mobil mewah, tiap malem makan di restauran bahkan tidur di hotel mana tinggal pilih. mau jalan-jalan kemana aja tinggal pilih", kata istri mencoba menimpali. "meraka ketawa-ketawa terus tiap hari. senyum senyum melulu kalau ketemu orang", lanjutnya.

itu hanya simbol saja. biar dikira bahagia. biar dikira kaya. karena pada dasarnya tuch orang masih mencari-cari apa sebenarnya yagn bisa membuatnya berhenti. hanya saja, semakin ia kejar, justru makin jauh. semakin ia cari, semakin tak pernah ketemu. karena, sekali lagi, yang ia dapat cuma simbol aja. sedangkan hakekat tentang bahagia dan kaya itu sendiri justeru semakin tak tersentuh.

kalau mengaku beragama, berarti percaya bahwa kebahagiaan dan kekayaan itu sudah di rangkum dalam buku panduan. kitab. tinggal baca dan mengenali. dan, buku itu setiap saat ada didepan mata. sayang saja, tidak pernah mampu membuka, apalagi membaca. boro-boro menyelami. apakah buku itu? ya alquran tentu saja.

dua hal yang membuat manusia tenang dan damai ialah : sabar dan syukur. jadi, apa dan bagaimana tuch (membuktikan) cinta?

1 komentar: